RSS

Strategi Perubahan Sosial Budaya

A.    Strategi Perubahan Sosial
Menurut Harrington perubahan tentu akan berlanjut tetapi perubahan tiba-tiba  harus dihentikan dan harus dihasilkan dari campur tangan serta pengendalian manusia atas proses sosial. Pada kenyataannya manusia mampu mengendalikan perubahan dan memberikan tanggapan terhadapnya. Strategi ini mengacu pada rencana umun tindakan.
Berbagai teoritisi mengenai strategi perubahan menegaskan bahwa perubahan dapat dipengaruhi oleh revolusi, tanpa campur tangan, oleh elit, oleh solidaritas kelompok yang mempengaruhi perubahan, oleh kelompok marginal dan lain-lain. Oleh karena itu, agen perubahan sosial harus berhati-hati dan terampil dalam memilih stategi perubahan sosial agar perubahan sosial yang ada membawa pengaruh positif terhadap masyarakat.
Menurut Chin dan Benne mengemukakan 3 jenis strategi:
1.      Rasional-empiris
Strategi ini berasumsi bahwa manusia adalah rasional dan mereka akan menuruti keputusan mereka sendiri bila keputusan itu ditunjukan kepada mereka.
2.      Normatif-edukatif
Strategi ini berasumsi bahwa manusia adalah rasional tetapi mengakui manusia bertindak berdasarkan norma-norma sosial, pengetahuan, kepentingan sendiri.
3.      Paksaan-kekuasaan
Strategi ini berasumsi bahwa manusia bertindak berdasarkan hubungan kekuasaan sah atau paksaan.

B.     Target Perubahan Sosial
Bangsa tertentu mempunyai citra perubahan yang dipusatkan pada kelompok sementara bangsa lain memusatkannya pada individu. Artinya, orang tertentu membayangkan perubahan dalam pengertian kelompok-apapun yang akan terjadi, haruslah mempengaruhi seluruh anggota kelompok. Sedangkan orang lain membayangkan perubahan dalam arti individual- individu boleh mengambil keuntungan dari perubahan yang terjadi atau boleh mengubah situasi kehidupannya sendiri terlepas dari situasi kelompok di mana ia menjadi anggotanya.
1.      Individu sebagai Target
Pilihan individu sebagai target perubahan terdahulu, didasarkan atas premis bahwa individu yang sudah berubah akan mempengaruhi tatanan sosial (atau kelompok atau organisasi). Artinya,  individu diubah, tidak semata-mata agar menguntungkan individu itu sendiri melainkan untuk tujuan yang lebih besar seperti untuk keuntungan kelompok atau organisasi atau untuk meningkatkan hubungan antarkelompok atau untuk pembangunan keseluruhan masyarakat. Bila individu yang diubah, mereka akan mempengaruhi hasrat untuk berubah dalam kesatuan masyarakat yang lebih luas.
Jika individu yang menjadi target, sejumlah strategi yang berbeda dapat digunakan. Orang mungkin memilih strategi psikoanalisis, psikologi-sosial, modifikasi  perilaku, atau strategi pendidikan. Setiap strategi ini mempunyai asumsi sendiri-sendiri mengenai sifat manusia. Pendekatan psikoanalisis mengasumsikan manusia mempunyai sifat seperti Freud. Pendekatan psikologi-sosial mengasumsikan sifat manusia adalah fungsi dari lingkungan sosialnya sendiri. Pendekatan modifikasi perilaku mengasumsikan manusia bertindak atas dasar ganjaran dan hukuman. Strategi pendidikan mengasumsikan manusia adalah rasional dan  akan bertindak secara logis atau sekurang-kurangnya berdasarkan kepentingan dirinya sendiri atas dasar pengetahuan yang pernah ia peroleh.
Meskipun individu yang menjadi target perubahan, sasaran antara yang akan dipengaruhi terlebih dahulu selalu kelompok apakah kelompok itu keluarga, kelas anak sekolah atau kelompok lain yang diciptakan untuk dijadikan sasaran perubahan. Khususnya kelompok kecil selalu digunakan untuk mengubah individu tertentu. Apapun sifat perubahan tertentu, kelompok itu sendiri harus memiliki ciri-ciri tertentu. Cartwright telah mencatat lima ciri-ciri kelompok:
a.       Orang akan menjadi agen perubahan dan orang yang akan diubah harus memiliki perasaan sekelompok yang kuat.
b.      Semakin besar pengaruh yang didesakkan kelompok terhadap anggotanya.
c.       Kelompok akan menggunakan pengaruh yang lebih besar bila kelompok sedang mencoba mengubah ciri-ciri anggotanya yang mendasari ketertarikan kelompoknya.
d.      Anggota kelompok yang tertinggi gengsinya akan mendesakkan pengaruh besar.
e.       Anggota kelompok, kecil kemungkinannya akan mengubah cara-cara yang menyebabkan mereka menyimpang dari norma kelompok.
2.      Kelompok sebagai target
Menurut Cartwright, kelompok dapat dijadikan target maupun sebagai perantara perubahan. Bila kelompok atau struktur sosial yang menjadi target, diasumsikan perubahan suasana akan mempengaruhi perubahan individu. Nilai, sikap dan perilaku individu akan diubah melalui perubahan struktur sosial atau melalui perubahan kelompok yang menjadi tempat individu berfikir dan bertindak, tetapi pendekatan kelompok dan struktur sosial memilih kesatuan supra-individu sebagai target terdekat perubahan dengan keyakinan akan diikuti oleh perubahan individu.
Ada sejumlah contoh perbedaan komposisi anggota kelompok yang dapat dibuat. Deuthch dan Collins menemukan, bahwa tinggal dalam rumah yang dihuni orang berbagai ras mengubah perasaan, keyakinan dan perilaku nyonya rumahtangga kulit putih terhadap negro. Dengan membandingkan penghuni kompleks perumahan yang digabungkan (putih dan negro) dengan penghuni kelompok perumahan yang dipisahkan antara kedua ras itu, Deuthch dan Collins menemukan bahwa di komplek yang dicampur penghuni kulit putih dan negronya, terdapat;
1.      Sejumlah besar interaksi antar tetangga yang lebih bersahabat antara kedua ras.
2.      Suasana sosial yang lebih menunjang terhadap interaksi antar ras.
3.      Jaringan kehidupan komunitas yang lebih akrab.
4.      Sikap kulit putih yang lebih menyenangkan terhadap negro, artinya, baik terhadap proyek bersama di komplek perumahan itu maupun terhadap negro umumnya.
5.      Sikap yang lebih menyenangkan terhadap kehidupan antar ras.
Ini menunjukkan bahwa prasangka dapat dikurangi dengan mengendalikan komposisi ras satu kelompok. Kelompok yang hanya terdiri dari anggota satu ras, dapat mengekalkan prasangka dan pola diskriminasi. Namun demikian, perubahan dalam kelompok mungkin dipengaruhi oleh perbedaan komposisi keanggotaan kelompok. Cara umum lain untuk mengubah kelompok adalah dengan mengubah struktur atau prosesnya.
3.       Struktur Sosial sebagai Target
Struktur sosial sebagai target berarti memperhatikan perubahan yang lebih luas, yang menyebar ke seluruh bagian masyarakat yang lebih luas ketimbang ke satu atau segelintir organisasi saja. Begitu pula,  kita berhadapan dengan perubahan yang mempengaruhi lebih dari satu cara berinteraksi; artinya, perubahan itu akan mempengaruhi orang yang berada dalam lebih dari satu suasana seperti dalam satu kelompok atau satu organisasi. Ada dua tipe perubahan struktural:
a.       Perubahan dari masyarakat agraris ke masyarakat industri
b.      Perubahan status kelompok minoritas dalam satu bangsa.


C.    Agen Perubahan Sosial
1.      Lembaga Pendidikan
Lembaga pendidikan baik formal maupun non formal adalah tempat transfer ilmu pengetahuan dan budaya(peradaban). Melalui praktek pendidikan, peserta didik diajak untuk memahami bagaimana sejarah atau pengalaman budaya dapat ditransformasi dalam zaman kehidupan yang akan mereka alami serta mempersiapkan mereka dalam menghadapi tantangan dan tuntutan yang ada di dalamnya. Lembaga pendidikan memiliki fungsi dan peran dalam perubahan sosial masyarakat menuju ke arah perbaikan. Sebagai agen perubahan, pendidikan berfungsi sebagai alat: pengembangan pribadi, pengembangan warga, pengembangan budaya dan pengembangan bangsa.
Perubahan sosial budaya masyarakat sebagaimana yang kita bicarakan di atas tidak akan pernah bisa kita hindari, sehingga menuntut lembaga pendidikan sebagai agen perubahan untuk menjawab segala permasalahan yang ada. Dalam permasalahan ini, agen perubahan harus memiliki konsep dan prinsip yang jelas, baik dari lembaga pendidikan formal maupun non formal, demi terwujudnya cita-cita


a.       Pemuda atau Mahasiswa
Peran pemuda sebagai agen perubahan tentunya tidak dapat dielakkan lagi. Dalam setiap perubahan yang terjadi, tidak dapat dilepaskan dari peran pemuda. Seperti dalam reformasi pemerintahan, pemuda disini adalah para mahasiswa ikut andil dalam peristiwa tersebut. Hal ini jelas menunjukan bahwa peran pemuda sebagai agen perubahan sangatlah besar.
Di zaman ini dimana pendidikan para pemuda semakin tinggi hingga taraf mahsiswa, maka peran mahasiswa  sebagai agen perubahan sangatlah diharapkan bangsa ini. Mahasiswa dapat berperan dalam perubahan sosial mulai dari pembuatan tulisan-tulisan ilmiah tentang negara ini, sampai perannya dalam mengontrol jalannya pemerintahan negara ini, seperti melalui unjuk rasa yang dilaksanakan.
b.       Perempuan sebagai Agen Perubahan
Dalam perkembangan kehidupan kaum wanita dari dulu hingga sekarang jelas sudah mengalami kemajuan yang pesat. Banyak kursi pemerintahan serta jabatan-jabatan penting di pemerintahan juga lembaga, sudah diduduki oleh kaum perempuan. Hal ini menunjukan bahwa derajat perempuan sudah sejajar dengan laki-laki dalam hal untuk berkarir.
Pendidikan bagi anak perempuan adalah investasi pembangunan yang paling efektif yang dapat dilakukan dengan konsekuensi positif yang besar bagi masa depannya dan keluarganya. Membatasi partisipasi perempuan dan membiarkan potensi mereka tidak dimanfaatkan, berarti mengelabui kaum perempuan dan mengecoh dunia. Kita sangat membutuhkan talenta, pengalaman, dan kepemimpinan perempuan. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa peran perempuan sangatlah penting dalam perubahan. Jadi perempuan dapat dikategorikan sebagai agen perubahan sosial dalam masyarakat.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar